Kemarin
(09/03/16) Gerhana Matahari Total kebetulan mampir di salah satu bagian dari
kepulauan Indonesia. Saya cukup telat dan rada telmi mengenai berita GMT
ini. Saya melihat di TV ada orang yang membagi-bagikan kacamata mirip kacamata
3D yang dulu dijual di market2 terdekat. Saya kira orang itu sedang
mempromosikan film terbarunya yang 3D. Ternyata dugaan saya salah. Rupanya
kacamata itu untuk melindungi mata ketika melihat matahari, “Oiyaya, kan mau
ada gerhana yaa..” (telmi).
Kebetulan
fenomena ini terjadi bertepatan dengan hari libur Nyepi. Di Bali pasti anteng
nih... Awalnya saya tidak begitu antusias untuk melihat fenomena ini. Saya
menunggu live streaming dari televisi saja. Dari pukul 6 pagi saya sudah duduk
depan televisi, menunggu saluran mana yang akan menyajikan fenomena GMT ini.
Sampai orang tua saya pulang dari mesjid juga, masih belum kelihatan GMT-nya.
Sudah
pukul 7.30 lewat, saya merasa cuaca yang tadinya cerah sekali, menjadi agak
gelap. Dan saya pun penasaran melihat ke depan rumah. Ternyata sudah ada
beberapa tetangga yang menyimak fenomena gerhana di depan rumah. Saya langsung
memanggil ayah saya untuk menyaksikan bersama. Karena tidak punya kacamata
khusus, ayah saya mencari-cari klise film. Sayang filmnya tdk ketemu.
Kembali
melihat keluar rumah, saya melihat ada tetangga yang memang menyiapkan kacamata
khusus (bagi yang niat dan bermodal) dan ada pula yang kreatif, menggunakan
foto rontgen. “Ahahaha pa, Bu Eli pake rontgen tuh, ayo pake rontgen juga”, kita tertawa-tawa karena tidak terpikir sebelumnya.
Setelah
foto rontgennya ketemu, kami langsung mencobanya. Dan beginilah hasilnya..
diambil dari Komplek Perumahan PUSPIPTEK, Setu, Tangerang Selatan.
| Suasana yang cerah mulai gelap. |
| Mama sama papa lagi nyoba ngeliat pake foto rontgen di halaman rumah. |
| Penampakan tulang rusuk dan Gerahan Matahari Sebagian yang imut-imut. |
Karena hanya diambil dengan kamera DSLR biasa, Nikon D3100, tanpa lensa tambahan dan hanya dilapisi foto rontgen, jadi beginilah hasilnya.